IPS

Pertanyaan

Bagaimanakah politik pada masa demokrasi liberal?

2 Jawaban

  • Akan diberi kebebasan dalam beragama dalam artian boleh aethis atau beragama... Jadi bebas tetapi kurang memperhatikan agama yg dianut
  • SISTEM POLITIK INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL

    Di dalam kabinet perlementer, terdapat presiden dan perdana menteri. Kekuasaan pemerintahan tertinggi dipegang oleh perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Sementara presiden, hanya berkedudukan sebagai kepala negara.


    Perdana menteri bersama dengan para menteri atau kabinetnya, bertanggung jawab kepada parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).


    Pada masa ini, terbentuklah partai -partai di Indonesia. Ada cukup banyak partai yang berkembang karena kala itu, Indonesia menggunakan sistem multipartai. Partai politik memerintah melalui sistem perimbangan kekuasaan dalam parlemen. Sistem multipartai ini memiliki sisi positif dan juga sisi negatif.


    Baca juga: Dekrit Presiden 5 Juli 1959

    SISI POSITIF SISTEM MULTIPARTAI

    Sisi positif dari sistem multipartai meliputi :

    1.      Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan pemerintahan.

    2.      Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar karena wewenang pemerintah dipegang oleh partai yang berkuasa.

    3.      Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia karena setiap warga berhak berpartisipasi dalam politik, antara lain mengkritik pemerintah, menyampaikan pendapat, dan mendirikan partai politik.


    SISI NEGATIF SISTEM MULTIPARTAI

    Adapun sisi negatif dari sistem multipartai yang dapat berupa :

    Adanya kecenderungan munculnya persaingan yang tidak sehat di parlemen maupun kabinet.Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompoknya sendiri, dan bukannya kepentingan rakyat banyak.


    TUJUH KABINET DI INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL

    Pada masa Demokrasi Liberal selama berlakunya UUDS 1950, pemerintah Republik Indonesia sering melakukan pergantian Perdama Menteri beserta kabinetnya. Setidaknya, terdapat hingga tujuh kabinet yang berganti mulai dari tahun 1950 hingga tahun 1959. Berikut adalah tujuh kabinet yang ada selama masa demokrasi liberal :


    1.      Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951)

    2.      Kabinet Sukiman (27 April 1951 - 3 April 1952)

    3.      Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 2juni 1953)

    4.      Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)

    5.      Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)

    6.      Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 - 14 Maret 1957)

    7.      Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 5 Juli 1959)


    Pergantian kabinet di Indonesia pada masa tersebut terbilang cukup sering. Seringnya pergantian kabinet ini disebabkan karena selama pelaksanaan demokrasi liberal terjadi banyak pertentangan antarpartai. Partai -partai yang jumlahnya banyak ini bersuaha untuk mendapatkan kekuasaan sehingga menimbulkan kekacauan di berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia.


    Karena seringnya pergantian kabinet ini, artinya usia kabinet sangatlah singkat. Usia kabinet yang hanya sesaat ini pun pada akhirnya tidak memungkinkan mereka untuk menjalankan program kerjanya secara tuntas.


    Akibatnya, pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara tidak dapat terlaksana karena para pemimpin partai yang menjadi perdana menteri beserta menterinya hanya memikirkan kepentingan partainya.


    Kabinet yang sedang berkuasa pun selalu mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, terutama dari kabinet -kabinet lain. Akhirnya, mereka pun harus menyerah dan menyerahkan kekuasaannya.


    Kekacauan ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi liberal tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Sistem ini jelas tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi, jiwa Pancasila, dan UUD 1945.



Pertanyaan Lainnya